Saturday, June 03, 2006

Sejarah Hypnosis

Hypnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Fenomena yang kita kenal dengan nama hypnosis telah tercatat di berbagai peradaban, di berbagai suku bangsa di muka bumi. Fenomena ini, pada zaman dulu dan juga sekarang, selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, kekuatan magis, supranatural, dan klenik. Bangsa Mesir dan Yunani kuno mempunyai pusat-pusat mimpi yang berfungsi sebagai tempat untuk berpuasa, berdoa, dan memohon agar mimpi-mimpi mereka dapat diterjemahkan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberikan panduan hidup. Kemungkinan besar, saat mereka berada di pusat mimpi, mimpi yang mereka alami sebetulnya adalah imajinasi yang muncul setelah mereka di-hypnosis. Hingga saat ini, para Hindu Healer masih melakukan berbagai variasi teknik penyembuhan yang berasal dari zaman kuno yang menggunakan unsur hypnosis. Pada zaman Jengis Khan, para ahli mistik melakukan praktik sugesti kepada banyak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi visual dan auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan mistik. Dengan sejarah yang sedemikian panjang, khususnya yang berkaitan dengan dunia supranatural dan mistik, maka tidak heran bila orang memiliki pandangan bahwa hypnosis mengunakan kekutan gaib.

Franz Anton Mesmer (1735-1815)

Penelitian hypnosis secara ilmiah diawali oleh Franz Anton Mesmer. Mesmer adalah seorang dokter di Wina yang menggunakan suatu teknik pengobatan tertentu terhadap pasien jiwa. Teknik ini kemudian dikenal dengan Mesmerisme. Praktik terapi sugesti yang Mesmer lakukan menggunakan apa yang ia namakan sebagai “sifat alamiah magnetisme hewani”. Mesmer beranggapan bahwa pasiennya sembuh karena mendapat transfer magnetisme hewani dari dirinya. Dari berbagai terapi yang dilakukan, Mesmer akhirnya menyimpulkan bahwa semua orang mempunyai magnetisme dengan kadar yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang mempunyai magnetisme yang lebih kuat, ada yang lebih lemah. Magnetisme seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut Mesmer, magnetisme seseorang dapat ditransfer ke orang lain atau ke benda, seperti kertas, gelas, air, logam, atau objek apa saja. Dengan demikian, tubuh yang sakit dapat disembuhkan dengan transfer magnetisme.
Metoda terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air lalu diisi besi. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak air itu. Jika pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang tali yang menghubungkan satu sama lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir ke tiap tubuh pasien. Kemudian pada saat pengobatan, Mesmer melakukan suatu drama yang dibantu dengan permainan kepulan asap dan cermin. Hal ini membuat pasien yang ada menjadi hanyut dan larut dalam imajinasi, bahkan ada beberapa diantaranya yang menjadi trance dimana tubuhnya bergoncang hebat. Kadang-kadang ada juga yang terhalusinasi oleh drama itu sehingga melihat seolah-olah tangan Mesmer mengeluarkan asap saat Mesmer menggerak-gerakkan tangannya di udara dan mengarahkannya ke bak. Pasien yang trance tadi kemudian disentuh oleh Mesmer dan kemudian dinyatakan telah sembuh. Mesmer menyatakan bahwa dia memiliki kekuatan khusus. Dengan kekuatannya atau kesaktiannya, dia dapat menyalurkan dan mengalirkan magnet ke dalam gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya. Hal ini membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia mendapatkan perlawanan dari dunia medis ortodoks. Ia dipanggil oleh komisi Akademi Kedokteran Perancis yang dikepalai oleh Benjamin Franklin, dimana anggotanya termasuk Dr. Joseph Guillotine dan Antonie Lavoisier, si ahli kimia, atas permintaan King Louis XVI, untuk diselidiki keilmiahan dari metoda Animal Magnetism tersebut. Dari pertemuan itu diisimpulkan oleh lembaga tersebut bahwa Mesmer tidak mengeluarkan kekuatan apapun. Mesmer tidak mengeluarkan apapun dari tangannya. Tanpa magnetisme seperti yang biasa dilakukan Mesmer, pasien dapat juga menjadi trans dan sembuh. Malahan ada juga, seperti yang dilihat oleh Benjamin Franklin, ada seorang pasien yang menyentuh suatu benda, yang katanya telah dialiri energi magnet Mesmer, tidak sembuh sama sekali. Sejak saat itu Mesmer terkucilkan dan pindah ke luar kota dan akhirnya meninggal dengan tenang di Swiss. Tetapi pengikut Mesmer pada saat itu sudah terlanjur banyak. Beberapa orang di antaranya adalah pendeta Katolik bernama Fr. Joseph Gassner, yang melakukan mesmerisme melalui kegiatan ritual.

John Elliotson (1791 -1868

Pakar berpengaruh selanjutnya adalah seorang dokter dari Inggris, John Elliotson. Elliotson adalah seorang asisten dokter di St. Thomas’s Hospital dan profesor di University College di Londan , sekaligus seorang penulis yang sangat produktif. Elliotson mendapat banyak pertentangan karena sikapnya yang “liberal” dan “radikal” terhadap praktik kedokteran pada zamannya.
Meskipun dipandang radikal, Elliotson dikenal sebagai dokter yang cakap. Elliotson tertarik pada mesmerisme sekitar tahun 1817. Sebagai dokter yang terpandang, saat ia memberikan kuliah mengenai mesmerisme, banyak dokter lain yang mendengarkan apa yang ia ajarkan. Dalam praktiknya, Elliotson sangat intensif menggunakan mesmerisme dan sangat berhasil, khususnya dalam pengendalian rasa sakit dan operasi. Sayangnya, dengan ditemukannya zat kimia yang mempunyai efek anestesi yang dapat membuat mati rasa pada organ tubuh, mesmerisme tidak lagi digunakan.

James Esdaille (1808 - 1859)

James Esdaille mendapat pengaruh langsung dari tulisan Elliotson dan menjadi seorang pendukung mesmerisme. Esdaille bertugas di India pada tahun 1845 hingga 1851. Ia berhasil mendorong pemerintah Inggris untuk membangun rumah sakit di Calcutta. Hal itu memberinya peluang untuk melakukan eksperimen mesmerisme. Dalam waktu enam tahun itu, Esdaille menggunakan anestesi hipnosis pada ribuan operasi pembedahan minor dan pada lebih dari 300 operasi besar. Setelah kembali ke Skotlandia, ia melanjutkan risetnya dan tetap berhubungan dengan Elliotson melalui surat menyurat. Pada tahun 1846, nitrous oxide dan ether telah sangat berhasil digunakan dalam pembedahan dan menjadi pilihan dunia kedokteran saat itu. Apa yang dilakukan oleh Esdaille dan Elliotson dianggap menyimpang dari praktik kedokteran yang umum berlaku saat itu.

James Braid (1795 - 1860)

James Braid adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi. Ia adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang produktif dan andal. Ia juga sangat dihormati oleh British Medical Associatian. Pada tahun 1841, ia melakukan pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek yang berada dalam kondisi trance mesmerisme. Setelah pemeriksaan pertama, ia memulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja yang ia percaya. Dari hasil penelitian yang ia lakukan, akhirnya hypnosis dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan diterima sebagai suatu teknik pengobatan oleh dunia kedokteran Inggris. Dengan demikian, Braid dipandang sebagai “Bapak Hypnosis”.
Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa pemfokusan pandangan mata (eye fixation) mengakibatkan suatu kondisi kelelahan, misalnya kelapak mata menjadi sangat lelah sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah kunci mesmerisme. Setelah melakukan lebih banyak eksperimen, Braid akhirnya mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta subjek untuk menatap berbagai objek dari berbagai posisi, termasuk memandang matanya dan juga api lilin, dan berhasil membawa subjek masuk ke kondisi trance. Pada awalnya, Braid menamakan penemuannya sebagai neurypnology. Neurypnology berasal dari bahasa Yunani yang berarti nervous sleep. Di kemudian hari, ia menggunakan kata neuro-hypnotism yang berasal dan kata Hypnos, yaitu dewa tidur dalam mitologi Yunani. Selanjutnya, demi mempermudah ucapan, ia menghilangkan kata neuro. Penemuannya akhirnya diberi nama hypnotism atau hypnosis.

Jean Martin Charchot & Sigmund Frued

Hasil pengembangan hypnosis oleh Braid ini menarik perhatian Prof Jean Martin Charcot (1825-1893), seorang neurologist, termasuk Sigmund Freud dan Alfred Binet. Charcot menyatakan bahwa hynosis dapat dihasilkan secara mekanis tanpa sugesti (suatu anggapan yang sangat salah). Sedangkan Freud menyatakan bahwa hypnosis hanya dicapai jika pasien mencapai kondis trance yang sangat dalam. Freud, gagal menghipnosis orang normal karena tidak berhasil membangun hubungan yang baik dengan klien pada saat interview (pra-induksi). Akhirnya ia mengatakan bahwa hypnosis hanya berhasil untuk orang yang sakit mental dan memiliki efek samping yang membahayakan. Kegagalan-kegagalan Freud dalam meng-hypnosis, membuat dirinya meninggalkan hypnosis. Seperti kita ketahui saat ini, bahwa hypnotherapy sangat tergantung pada keinginan dan sugestifitas klien. Hal ini tidak diketahui Freud. Akhirnya Freud mengembangkan psikoanalisis sebagai metode terapi menggantikan hypnosis.

Milton H. Erickson (1901-1980)

Erickson dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis yang paling kreatif dan inovatif. Kehebatan Erickson di dunia praktik psikoterapi setan dengan Freud di dunia teori perilaku manusia. Erickson menjalani hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia alami, mulai dan buta warna, agak tuli, dan dislexia. Ia juga menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51 tahun. Dalam upaya merehabilitasi dirinya, Erickson mengalami berbagai fenomena hipnosis klasik dan mengerti bagaimana memanfaatkan berbagai fenomena itu untuk tujuan terapi.
Sumbangan paling berharga yang dilakukan Erickson pada dunia hipnosis adalah pengembangan teknik sugesti tidak langsung dan non-authoritarian. Dengan cara ini Erickson mampu membuat subjek untuk belajar bagaimana mengalami fenomena hipnosis dan bagaimana menggunakan potensi mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri.
Selama lebih dari lima puluh tahun, Erickson melakukan eksperimen dan terapi dengan menggunakan hipnosis. Semasa hidupnya, ia memberikan seminar dan lokakarya di berbagai belahan dunia.
Hypnosis Sekarang
Saat ini hypnosis telah berkembang pesat dan diaplikasikan dalam banyak bidang mulai dari medis, psikologi, hukum hingga bisnis, setiap orang mempunyai gaya tersendiri dalam mengaplikasikannya. Hypnosis juga menjadi salah satu yang mendasari ilmu NLP (Neuro Language Program) yang dikembangkan oleh John Grinder dan Richard Blander, dimana mereka juga belajar metoda / patern dari teknik hypnosis dari Milton H. Erickson. Saat ini NLP sangat populer khususnya dipergunakan dalam pengembangan diri, motivasi dan pemberdayaan diri manusia. Di kalangan motivator, mereka banyak menerapkan NLP dalam aplikasinya, seperti Anthony Robbins, seorang konsultan pengembangan diri dimana salah satu kliennya adalah ex-Presiden USA-Bill Clinton, sebelum dia menjadi presiden

1 comment:

I.A.I. Hipnoterapi Hipnotis said...

Ternyata berbeda dengan sejarah
HIPNOTIS SEMARANG